Kamis, 07 Agustus 2014

Mengenal Salju Abadi Milik Pulau Tropis

Kejayaan Alam Papua
Pegunungan Jayawijaya, Puncak Carstenz yang Masyur di Negeri Orang
     Sebagai orang Indonesia, kita sudah selayaknya bersyukur kepada Tuhan atas segala kekayaan alam dan keindahannya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Segala macam tempat wisata, mulai dari laut hingga puncak gunung, dimiliki oleh negeri Zamrud Khatulistiwa. Dan, siapa yang mengira bahwa di negara kepulauan tropis ini terdapat salju abadi? Tidak perlu lagi ke luar negeri untuk merasakan dinginnya salju! Cukup berwisata ke tanah Emas, tanah Papua.
     Papua atau yang telah dikenal dengan Irian Jaya menyimpan segudang pesona jika kita telisik lebih dalam. Selain budaya asli daerah yang masih sangat kental, pulau yang bentuknya menyerupai burung rajawali ini memiliki "surga" tersendiri bagi pelancong dalam dan luar negeri.
Pegunungan Jayawijaya
 Pegunungan Jayawijaya merupakan pegunungan memanjang di provinsi Papua Barat dan Papua (Indonesia) hingga Papua New Guinea. Jayawijaya sendiri termasuk dalam Barisan Pegunungan Sudirman Indonesia. Dulunya, Pegunungan Jayawijaya disebut Pegunungan Orange, namun setelah bersatunya Papua Barat ke Indonesia, nama itu tak lagi digunakan. Deretan pegunungan dengan titik tertinggi di Indonesia ini terbentuk karena pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam. Hal itu dapat dibuktikan, meski berada di ketinggian 4.800 m dpl, fosil kerang laut dapat ditemukan pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.
 Jayawijaya merupakan satu-satunya pegunungan dan gunung di Indonesia yang memiliki puncak tertutup oleh salju abadi, meskipun tidak seluruh puncak dari gugusan Pegunungan Jayawijaya memiliki salju. Salju yang dimiliki oleh beberapa puncak bahkan saat ini sudah hilang karena perubahan cuaca secara global. Puncak Jaya menjadi puncak tertinggi di Oceania dan salah satu dari 7 puncak dunia.
     Sebagai pegunungan, tentu saja Jayawijaya memiliki beberapa puncak, sebagai berikut: Puncak Mandala 4.760 m dpl, Puncak Trikora 4.730 m dpl, Puncak Idenberg 4.673 m dpl, Puncak Yamin 4.535 m dpl, dan yang paling dikenal oleh kalangan pendaki gunung yaitu Puncak Carstenz dengan ketinggian 4.400 m dpl.
Sejarah Penemuan
     Dataran tinggi di sekitar puncak awalnya sudah dihuni sebelum adanya kontak dengan bangsa Eropa, dan puncaknya dikenal sebagai Nemangkawi di Amungkal. Puncak Jaya sebelumnya bernama "Carstensz Pyramid" setelah penjelajah Belanda Jan Carstenszoon menamainya ketika pertama kali melihat gletser di puncak gunung pada hari yang cerah pada tahun 1623.
     Padang salju (gletser) Puncak Jaya berhasil didaki pada awal tahun 1909 oleh seorang penjelajah Belanda, Hendrik Albert Lorentz dengan enam orang Suku Dayak Kenyahyang direkrut dari Apau Kayan di Kalimantan.Taman Nasional Lorentz yang juga meliputi "Carstensz Pyramid", didirikan pada tahun 1919 menyusul laporan ekspedisi ini.
Sejarah Pendakian

     Pada tahun 1936 Carstensz Expedition yang diprakarsai Belanda, tidak mampu menetapkan dengan pasti yang mana dari ke tiga puncak adalah yang tertinggi, memutuskan untuk berusaha mendaki masing-masing puncak. Anton Colijn, Jean Jacques Dozy, dan Frits Wissel mencapai padang gletser Carstensz Timur dan Puncak Ngga Pulu pada 5 Desember. Karena gletseryang mencair, ketinggian Puncak Ngga Pulu menjadi 4.862 meter, tetapi telah diperkirakan bahwa pada tahun 1936 (ketika gletser masih tertutup puncak seluas 13 kilometer persegi), Puncak Ngga Pulu memang puncak yang tertinggi dengan ketinggian lebih dari 5.000 meter.
     Setelahnya Puncak Jaya tidak pernah didaki sampai tahun 1962, oleh sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh pendaki gunung Austria, Heinrich Harrer, dengan tiga anggota ekspedisi lainnya, Philip Temple, Russell Kippax, dan Albertus Huizenga. Temple, dariSelandia Baru, sebelumnya memimpin ekspedisi ke daerah dan merintis rute akses ke pegunungan.
     Pada tahun 1963, puncak ini berganti nama menjadi Puncak Soekarno, setelah itu kemudian diganti menjadi Puncak Jaya. Nama Cartensz Pyramid sendiri masih digunakan di kalangan para pendaki gunung.

Sumber
google.com
wikipedia.org
wisatapapua.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar